40 research outputs found

    Studi Penelitian Produktivitas Pada Pekerjaan Di Departemen Fabrikasi Lambung Divisi Kapal Niaga PT. PAL Indonesia

    Get PDF
    Produktivitas suatu galangan kllpal dapat ditingkatkan dengan usaha meningkatkan daya guna dari fakUJr-faktor produksi galangan tersebut, yaitll meningkatkan daya guna dan ejisiensi dari tenaga kerja, peralatan, sertJJ sistem-sistem yang tliterapkan di galangan kllpal Dengan cara tersebut alum didllpatkan pula peningkotJm ejisiensi penggunaan input dan peningkotJm ejektivitas output, yang selanjutnya alum meningkatlum pula produktivitas dari galangan. Sehingga dalam Tugas Akhir ini alum dianalisa kembali sampai sejauh manakah produktivitas yang terjadi pada pekerjaan fabrilwsi lambung; mulai dari bengkel fabrikosi, bengkel sub assembly, sampai dengan bengkel assembly di Departemen Fabrikosi Lambung Divisi Kapal Niaga n: PAL Indonesia sehingga menghasilkan output yang sesuai dengan kapasitas produksi yang direncanalum. Untuk usaha peningkotJm produktivitas ini sang at berhubungan erat dengan fakUJr-fakUJr produksi, yaitll: monusia (man), peralotonlfasilitas (machine), dan sistem produksi (methode). Dimana teWh diketahui bahwa monusia erat hubungannya dengan jam orang yang tersedia di galangan unlllk memaksimollum pekerjaan produksi yang seharusnya dapat dicapai. Sedangkan machine dan methode diharapkan dapat memberi dukungan yang optimlll terhadap pekerjaan produksi. Hasil akhir yang diharapkan adaUJh kemampuan dmi tenaga kerja (man) untuk dapat mencapai beban pekerjaan yang optimlll yang sehorusnya dapat tli.lolalkan sehingga mendapatkan output yang diharapkan

    Pelatihan Mould Loft (Lantai Gambar) Kapal Bagi Pengrajin/pembuat Kapal Tradisional Di Kabupaten Batang - Jawa Tengah

    Full text link
    Kabupaten Batang yang merupakan wilayah pesisir mempunyai banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi aset yang berharga bagi bangsa yaitu para pengrajin/pembuat kapal tradisional. Para pengrajin ini mampu menghasilkan kapal tipe mini purse seine yang mampu berlayar dalam radius pelayaran 12 sampai dengan 200 mil laut. Kapal mini purse siene tipe Batang mempunyai karakteristik yang cukup baik karena mempunyai stabilitas kapal yang baik dan mesin utama diletakkan di dalam kamar mesin (inboard engine). Kapal purse seine ini telah dibuat dan diproduksi secara turun-temurun dan jumlahnya sudah banyak di daerah Batang. Ukuran kapal yang diproduksi mulai dari 5 GT (Gross Tonage) sampai dengan 40 GT dengan harga sebesar 300 juta sampai dengan 2 miliar rupiah. Para pembuat kapal pada umumnya tidak atau kurang memiliki pengetahuan tentang gambar desain kapal dari kapal yang diproduksi. Belakangan ini telah dimulai oleh para pengguna yang mensyaratkan adanya gambar desain dan gambar – gambar kerja lainnya sehingga dituntut adanya tenaga kerja dan para pembuat kapal yang mampu membuat dan membaca gambar kapal. Pada Program IbM ini dilaksanakan di CV. Laksana Abadi dan dan CV. Rizki Maulana Bahari yang bertujuan agar para pengrajin/pembuat kapal kayu tradisional di kabupaten Batang memiliki ketrampilan untuk menggambar bentuk badan kapal dalam skala 1:1 pada lantai gambar atau biasa disebut dengan istilah Mould Loft. Dengan tergambarnya bentuk badan kapal/konstruksi kapal dalam skala 1:1 maka akan didapat bentuk badan kapal yang akurat dan ukuran konstruksi kapal yang tepat, sehingga dalam proses pembangunannya segala ukuran yang terpakai sudah tepat dan tidak ada kesalahan bentuk maupun ukuran. Hal ini sangat diperlukan oleh pihak pelaksana, untuk menunjang kemudahan pelaksanaan dan kualitas hasil pekerjaan. Pendekatan yang diterapkan dalam penerapan teknologi ini harus mencakup dua buah aspek yaitu : aspek kognitif dan psikomotorik. Pada aspek kognitif diharapkan bertambahnya pengetahuan peserta pelatihan, sehingga para pengrajin/pembuat kapal mampu melakukan proses mould loft pada lantai gambar. Sedangkan pada aspek psikomotorik diharapkan para peserta mampu menggunakan peralatan yang ada dalam membuat gambar kerja sebenarnya (skala 1 : 1) pada lantai gambar

    The Influence of SMAW Welding Current Variation on Tensile Strength, Corrosion Rate, and Microstructure of ST 42 Steel for Inner Bottom Plate Material in Ships

    Get PDF
    Steel is currently widely used in the industrial world. Due to its versatile uses, the development of steel science has also broadened, leading to improved steel processing methods. Welding is a process of joining two pieces of metal using heat. Steel, containing carbon, is prone to oxidation and rust. The aim of this study is to determine the influence of welding current variations on tensile strength, corrosion rate, and the micrographic structure of ST 42 steel. The research method employed is experimental. The welding current variations used are 70 A, 85 A, 100 A, 115 A, and 130 A. In this study, the highest average tensile stress was found at 130 A, measuring 519.20 MPa. For tensile strain, the highest values of 7% were observed at 115 A and 130 A. The highest modulus of elasticity was obtained at 115 A, with a value of 102.18 GPa. The highest corrosion rate occurred in specimens with 70 A, with a value of 0.19 mm/year (good), and the lowest corrosion rate was at 130 A, with a value of 0.10 mm/year (excellent). The micrographic structure testing results showed a decrease in the ferrite phase with each increase in current, while the pearlite phase increased. It can be concluded that the best welding current for ST 42 steel is at 130 A, due to its high tensile strength and low corrosion rate

    Pengaruh Variasi Bentuk Buritan Kapal Terhadap Hambatan Total Menggunakan Metode Cfd

    Full text link
    Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisa dan menghitung hambatan total kapal menggunakan model 3D pada berbagai variasi bentuk buritan menggunakan CFD (Computational Fluid Dynamic).Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan didapatkan hambatan total yang terkecil menggunakan CFD untuk berbagai variasi bentuk buritan kapal, dengan studi kasus pada type KCS (Kriso Container Ship). Hambatan total terkecil pada kondisi kecepatan fn 0.22 adalah 646.57 KN yaitu pada model 1, kemudian hambatan total terkecil pada kondisi kecepatan fn 0.26 adalah 2608.57 KN yaitu pada model original (asli), dan hambatan total terkecil pada kondisi kecepatan fn 0.30 adalah 4042.07 KN pada model 7

    Studi Perancangan Drillship Untuk Eksploitasi Minyak di Wilayah Selat Makassar

    Get PDF
    Indonesia merupakan negara yang melimpah akan kekayaan alam, salah satunya dibuktikan dengan tersebarnya minyak dan gas bumi. Produksi minyak mentah Indonesia menempati urutan ke-22 terbesar dunia dengan produksi sebesar 707 ribu barel per hari (BPH) per November 2020. Salah satu wilayah dengan cadangan minyak adalah Selat Makassar yang terdapat beberapa lapangan minyak di perairan dalam (offshore). Oleh karena itu potensi tersebut seharusnya dimaksimalkan dengan cara dieksploitasi menggunakan offshore platform seperti drillship. Drillship merupakan kapal yang dilengkapi dengan peralatan pengeboran untuk eksploitasi minyak di perairan dalam. Kapal ini memiliki keunggulan karena dirancang dapat berpindah tempat ketika cadangan minyak di tempat sebelumnya telah habis. Tujuan penelitian ini yaitu merancang drillship yang disesuaikan dengan Selat Makassar. Perancangan drillship dilakukan dengan metode parent design approach yang kemudian dianalisa hambatan, stabilitas dan olah gerak kapal. Drillship dirancang dengan LOA 235,2 m, LPP 219,4 m, lebar 42 m, sarat 12 m, tinggi 19 m, Cb 0,79 dan kecepatan 12 knot. Analisa hambatan menggunakan metode Holtrop didapatkan nilai hambatan sebesar 564,4 kN. Analisa stabilitas dilakukan berdasarkan 6 kondisi muatan kapal didapatkan hasil yang memenuhi kriteria IMO. Kemudian analisa olah gerak kapal dianalisa berdasarkan kondisi perairan Selat Makassar untuk mengetahui nilai heaving, pitching, dan rolling

    Perancangan Kapal General Cargo 1500 Dwt Rute Pelayaran Jakarta-surabaya

    Full text link
    Kapal general cargo adalah kapal yang mengangkut bermacam-macam muatan berupa barang.Barang yang diangkut biasanya merupakan barang yang sudah dikemas.Kapal general cargo dilengkapi dengan crane pengangkut barang untuk memudahkan bongkar-muat muatan. Pada penelitian ini direncanakan desain lambung kapal. Ukuran utama kapal didapatkan dengan menggunakan metode regresi yang didasarkan pada data 5 kapal pembanding. Dari ukuran utama yang didapat kemudian dilakukan pembuatan rencana garis, rencana umum, analisa hidrostatik, analisa stabilitas dan analisa olah gerak kapal yang sesuai dengan standar IMO. Setelah dilakukan analisa dengan menggunakan metode regresi yang didasarkan pada data 5 kapal pembanding yang diambil dari Register Of Ship2002-03LR (Lloyd's Register) dihasilkan alternatif ukuran utama kapal, yaitu dengan panjang kapal keseluruhan (Loa) = 62,46 m, panjang kapal (Lpp) = 57,95 m, lebar kapal (B) = 12,26 m, tinggi kapal (H) = 6,49 m, sarat kapal (T) = 3,85 m, dan kecepatan kapal (Vd) = 11 knot. Pada kecepatan maksimal 11 knot hambatan yang di terima sebesar = 66,76 KN dan power sebesar 506,3667 Hp. Nilai GZ maksimum kapal = 3,369 m.deg dan nilai GM awal = 4,021 m.Gerakan heaving maksimum = 1,086 m, gerakan rolling maksimum =14,15°, dan gerakan pitching maksimum = 3,02

    On the Development of Catamaran Hull Form for Fish Processing Vessel to Support Domestic Fishing Activities in Indonesia

    Get PDF
    Several advantages of multihull, such as catamaran, have been extensively discussed in the previous research. Therefore, this research focuses on developing a catamaran hull form for the fish processing vessel hull. The initial stage is determining the principal dimension and exploring the configurations of catamaran hull forms. The existing high-speed craft catamarans have been adopted to determine the parent model main dimensions using a linear regression equation model. Otherwise, the catamarans single demi-hull geometry was developed by converting and modifying the parent model hull form with enlarging the hull displacement to achieve the deadweight capacity and service speed requirements. The demi-hull spacing configuration with s/L 0.17, s/L 0.20, s/L 0.30, and s/L 0.40 on the resistance characteristics, intact stability, and sea-keeping behaviour were also explored. Furthermore, the comparisons with the previously proposed monohull were presented. Regarding the hull resistance performance, the analysis indicated that the catamaran hull form had better total resistance characteristics than the monohull on the service speed over 23 knots. In the case of intact stability, the analysis results presented that the catamaran hull form has better intact stability characteristics than the monohull. The dynamic stability of the catamarans also gave better dynamic stability at the heeling angle below 41.57°. Otherwise, the catamarans with s/L 0.17 and s/L 0.20 have lower dynamic stability than the monohull at the heeling angle larger than 41.57° and 58.03°, respectively. In the sea-keeping performance, the catamaran hull has shown an excellent rolling motion required for the offshore environment loading/unloading process. The large demi hull spacing of the catamarans hull can reduce the effect of the wave creating load on the roll motion response at the Beam Sea
    corecore